Pada tahun 1696, Belanda membawa coffee
ke Batavia , dimana sekarang ini Jakarta . Pelabuhan Batavia menjadi
penyalur kopi ke Europe. Lebih dari 316 tahun , Nama “Java” and
“Sumatra” menjadi brand yang sangat terkenal karena rasa dan aroma yang
sangat khas.
Kopi Arabika – Jenis kopi yang paling populer dari Lintongnihuta – Humbanghasundutan |
Sekarang ini, Indonesia adalah produsen
kopi ke 4 terbesar di dunia, dengan eksport 352,007 tons pada tahun
2011. dimana sekitar 73,715 tons adalah Arabica. 90 percent dari
perkebuanan kopi ditanam oleh petani petani kecil dengan luwasan
sekitar satu hektar.
Secara Umum Kopi special Indonesia
mempunyai full body dan keasaman relative rendah . Setiap daerah
pertumbuhan kopi di Indoneisa punya specific rasa dan aroma yang khas.
Alasan ke khasan kopi Indonesia adalah karena jenis tanah , ketinggian
lahan, varietas kopi, dan metode proses kopi. Kombinasi antara alam dan
SDM merupakan faktor yang sangat mendukung pada kwalitas rasa dan kopi
dari setiap daerah. Indonesia adalah Negara kepulauan 17, 500 pulau ,
diantara pulau pulau, hanya pulau besar yang punya ketinggian tertentu
yang sangat cocok untuk arabika. dari Timur sampai kebarat mulai dari
Papua, Flores, Sulawesi, Bali, Java and Sumatra, merupakan tempat
pertumbuhan kopi yang punya kwalitas wahid. Dan sangat terkenal di
dunia.
Pada tahun 1700 Belanda menanam kopi di
perkebunan di Pulau Sumatra, Bali , Sulawesi dan Timor. Dipegunungan
bukit barisan dekat Danau Toba, Kopi ditanam pertama kali pada
tahunn1888 . Lokasi penanaman terbesar di sumatra utara adalah di
kecamatan Lintongnihuta- Kabupaten Humbang Hasundutan.Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah salah satu Kabupaten di Sumatra Utara. Nama
Kopi Sumatra Lintong Coffee Arabica” Diambil dari nama kecamatan
lintongnihuta. Kopi lintong bukan nama varietas kopi tetapi merupakan
merek dagang di perdagangan international yang berasal dari Humbang
Hasundutan Sumatra Utara.
Ada beberapa varietas lokal yang ditanam
di Kabupaten Humbang Hasundutan dimana nama lokalnya disebut varietas
Lasuna (Catimor) dan Varietas Jember (Linie-s). Pada tahun 1988 petani
dari Lintongnihuta –paranginan menemukan varietas local yang disebut ”
sigarar utang variety” (atinya cepat membayar utang-bahasa batak)
diamana varietas ini menjadi varietas yang sangat banyak di tanam di
kabupaten ini, khususnya pada perkebunan baru karena cepat menghasilkan
(1-2 tahun) dan dapat berproduksi terus menerus dalam setahun. Kopi
dari distrik lintongnihuta dan doloksanggul (ketinggian dari
1,410-1,600m) dengan suhu rata-rata (17° C-25°C ) dan tipe tanah
sangat cocok untuk pertumbuhan kopi linton.
Sejarah Kopi di Kabupaten Humbanghasundutan
Kopi di Kabupaten Humbanghasudutan
diperkirakan ditanam pertama kali di daerah Kecamatan Lintongnihuta,
Kecamatan Dologsanggul, Paranginan, Pollung, Onanganjang (Ketinggian
rata rata 1400-1700 mdpl) sekitar tahun 1800-an dimana sudah ditemukan
di Kecamatan ini varietas local yang sudah berusia ratusan tahun. Dan
juga Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (Jawa) memperluas penananam
kopi arabica sampai ke daerah Sumatra Utara, pegunungan Bukit barisan
sekitar danau toba pada tahun 1800-an.
Kopi yang ditanam pertanam kali adalah
varietas Arabica (Tipyca) yang kemudian dalam dalam bahasa local sering
disebut varietas Lasuna, Garunggang, Djember. Kemudian kopi Robusta juga
masuk tahun 1900-an dan tahun 1988 ditemukan varietas local unggul dari
kecamatan Paranginan yaitu Varietas Sigarar Utang (Arabica) yang
menjadi varietas nasional (Surat Keputusan Mentan no:
205/Kpts/SR.120/4/2005) Diperkirakan perkawinan silang alam dari
Varietas Typica (Lasuna) dengan Catimor dan akhir akhir ini ditanam
luas sampai ke kabupaten Sekitar Humbanghasundutan seperti, Taput,
Tobasa, Simalungun, Pakpak barat, Dairi dan Karo.
Kopi Arabica tumbuh sangat bagus di
ketinggian lebih dari 1000 m dpl dan suhu 17° C-27°C tipe iklim A – C
dengan sebaran hujan merata sepanjang tahun. Daerah Penanaman kopi
lintong arabica yang menghasilkan kwalitas terbaik di Kabupaten
Humbanghasundutan adalah Kecamatan Lintongnihuta (1400-1450mdpl),
Kecamatan Dologsanggul (1450-1600mdpl), Paranginan (1400), Pollung
(1000-1400mdpl), Onanganjang (1000-1400mdpl) Produksi kopi dari
Kabupaten Humbanghasundutan 5,506, 30 Ton/tahun (sumber 2010) dengan
luas penanaman kopi arabica lintong 11,237,30 Ha. Artinya dengan
produksi ini masyarakat Kabupaten humbanghasundutan bisa menyumbang
pendapatan dari kopi sebesar Rp. 385.420.000.000 /Tahun (1 kg grade-1
siap export Rp. 70.000-sumber AEKI medan nov 2010) .
Kopi Arabica dari Humbanghasundutan sudah
menjadi trade mark yang sangat terkenal di pasaran International
dengan berbagai nama seperti” Sumatra Lintong Arabica, Sumatra Lintong
Mandheling, Blue Batak, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar